header

3 Alasan Kenapa Suami Tidak Boleh Jadi Pemalas


Kebanyakan dari pada suami biasanya enggan untuk membantu pekerjaan istri, jika ia sedang tidak ada kerjaan maka ia lebih hobi maen game, nongkrong sama teman-temannya, tdiur-tiduran sambil nonton TV.

Padahal semestianya seorang suami haruslah membantu istr sebab suami adalah kepala rumah tangga dan kelak akan dimintai pertanggung jawabannya oleh Allah.

Maka tidak sepantasnya menjadi orang yang pemalas. Inilah penjelasannya kenapa suami tidak boleh menjadi pemalas.

1. Anda Bukan Wanita

Suami itu berbeda dengan seorang istri yang ketika sudah menjalankan sholat wajib, melaksanakan puasa ramadhan, patuh dan taat kepada suaminya maka ia bisa masuk surga dari pintu mana pun yang ia kehendaki.

“Jika seorang wanita menjalankan shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan mentaati suaminya, maka akan dikatakan kepadanya, masuklah kedalam Jannah dari pintu manapun yang kamu suka.” (HR Ahmad)

Merugilah para suami yang hanya sibuk sendiri tanpa memikirkan istri dan keluarganya. Ia menjadi laki-laki yang merugi ketika menyia-nyiakan kewajibanny hanya demi nongkrong dan main.

Padahal ada banyak tanggung jawab yang harus ditunaikan netah kenapa istri, anak, orang tua juga saudaranya. Sebab kelak akan dimintai pertanggung jawaban.

Jika anda sibuk mengabaikan tanggung jawabmu sebagai suami maka bisa jadi pahala sholat serts semua amal ibadah lainnya tidak akan cukup dibandindkan dengan dosa yang kau lakukan.

2. Kebutuhan Hidup Makin Meningkat

Menjadi suami itu harus menfkahi anak istrinya dan kebutuhan hidupnya pun semakin meningkat.

Belum lagi kebutuhan dapur yang bisa jadi semakin mahal, anak-anaknya butuh pendidikan dan lain sebagainya maka tak ada alasan bagi suami untuk bermalas-masalan.

3. Pekerjaan Rumah Tangga dan Kewajiban Mendidik Bnak bukanlah Hal Sederhana

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ ۚ وَاللَّهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar.” (QS. at-Taghabun: 15)

Sebagai suami haruslah membantu baban istri yang seharian membereskan rumah. Ataukah anda sebagai suami hanya mengandalkan istri yang juga membantu menafkahi anda untuk mendidik anak anda?

Bukankah laki-laki lebih kaut dari wanita? Lalu bagaimana mungkin anda sebagai suami melimpah semua pekerjaan rumah kepada istri anda.

Belum lagi jika bekerja membantu keuangan rumah tangga dan masih harus mendidik anak-anak anda.

Ketahuilah bahwa pendidikan anak-anak bukan semata-mata hanya mengajarkan pelajaran, namun yang paling penting itu adalah menanamkan karakter serta akhlak yang terpuji.

Dan semua itu tidak akan terwujud dengan mudah apabila seorang ayah tidak ikut berperan didalamnya. 


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel