header

Suami, Senangkan Istri Anda, Ia Bakal Senangkan Anda Juga


Karakter “menyenangkan jika dipandang” tidak datang secara tiba-tiba. Pasti ada proses yang menyertainya. Istri menjadi menyenangkan jika dipandang, apabila memiliki suasana hati yang senang dan gembira. Hati yang lapang dan nyaman. Bukan hati yang ketakutan, atau hati yang tertindas oleh kekasaran sikap suami. Tidak layak suami hanya menuntut kepada istrinya agar menyenangkan, namun ia sendiri tidak memberikan suasana yang mendukung untuk itu.

Jika hati istri senang, semua pekerjaan akan dilakukan dengan ringan. Hati yang gembira akan terpancar pada penampilan yang bersinar cerah, wajah menjadi berbinar, dan jiwa menjadi bahagia. Istri akan murah senyum, senang melayani istri dan tidak mudah marah atau emosi. Suami harus memberikan suasana yang bisa menyenangkan hati istri, membahagiakan hati istri, sehingga istri akan selalu merasa bahagia bersama suami.

Jika istri merasa tertekan, merasa terancam, merasa tidak nyaman bersama suami, tentu akan mudah terbaca lewat penampilan dan raut wajahnya. Wajahnya akan cemberut, atau bahkan wajah yang ketakutan, sehingga sulit untuk tersenyum dan bernampilan cerah. Di sinilah pentingnya peran suami dalam memberikan suasana hati istri yang menyenangkan, sehingga semua aktivitas istri juga akan dilakukan dengan hati yang lapang, tenang, damai dan senang.

Istri yang menyenangkan jika dipandang, tidak bisa muncul dari perilaku ancaman, paksaan dan intimidasi.

“Kamu harus menyenangkan aku. Kalau tidak awas, aku akan menyiksa kamu”.

“Kamu harus menyenangkan aku. Kalau tidak, akau akan menceraikan kamu dan membuang kamu ke lautan”.

Ancaman, paksaan dan intimidasi, hanya akan membuat sakit hati. Tidak ada istri yang senang dengan ancaman dan paksaan. Istri akan senang apabila ada suasana yang mendukung dan nyaman yang diberikan oleh suami. Karena senang itu tidak bisa dipaksakan kehadirannya. Perasaan senang hanya akan muncul dari suasana jiwa yang kondusif.

Di antara suasana yang menyenangkan hati istri adalah sikap suami yang lembut dan hormat kepada istri. Suami tidak boleh menganggap istri sebagai budak, pelayan atau pembantu bayaran yang bisa diperlakukan dengan semena-mena. Walaupun suami adalah pemimpin dan istri wajib taat kepada suami, namun ketaatan istri bukanlah tanpa syarat. Karena ketaatan hanya bisa terjadi dalam hal-hal yang benar dan baik. Tidak ada ketaatan dalam kemaksiatan, kesalahan dan ketidakbaikan.

Demikian pula gaya komunikasi suami yang menyenangkan istri, ini akan menjadi faktor yang menyenangkan hati istri. Sikap romantis dan penuh cinta dari suami, pasti akan sangat membahagiakan istri. Pengertian dan bantuan dari suami, juga akan sangat menyenangkan hati istri. Itulah berbagai suasana yang bisa menyenangkan hati istri, sehingga istri juga akan tampil menyenangkan jika dipandang suami.


Sumber: islamedia/ruangmuslimah.co

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel