7 Perilaku Suami Yang Terlarang Dalam Islam
Kamis, 05 Maret 2020
Edit
Dalam Islam kaum lelaki itu memang ditasbihkan untuk memimpin kaum perempuan. Entah memimpin dalam shalat atau memimpin keluarga. Meski ada yang menafsirkan satu ayat jika lelaki itu memang seharusnya memimpin suatu negara. Hingga memang lelaki itu mempunyai tanggung jawab yang besar atas keluarga dan istri juga anak-anaknya. Kelebihan lelaki karena akalnya (bukan kecerdasannya semata), tenaganya, sifat dan kepemimpinannya juga kemampuan lebih baik dalam mengendalikan emosinya memang selayaknya menjadi pemimpin wanita.“Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita, Allah telah melebihkan sebahagian mereka (lelaki atas sebahagian yang lain (wanita) & mereka (lelaki) telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka.
Sebab itu, maka wanita yg soleh, ialah yang taat Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita- wanita yg kamu khuatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka & pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka & pukullah mereka. Kemudian jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari–cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar,” (An Nisa ayat 34). Sebagai panutan dalam keluarga, sudah seharusnya suami itu menjaga segala perilakunya, dapat menjadi inspirasi buat keluarga, istri dan sekitarnya, bukan sebaliknya menjadi seorang yang berperilaku dibenci oleh Allah. Lalu, apa saja perilaku suami yang tidak disukai oleh Islam?
1. Suami yang menelantarkan keluarga, tidak memperhatikan kesejahteraan keluarga. Ia menjelma sebagai sosok yang apatis, kurang peduli padahal memberi nafkah dan pakaian terhadap anak istrinya adalah kewajiban suami.“Wajib bagi setiap suami untuk memberikan nafkah dan pakaian kepada istri, dengan sepantasnya,” (Q.S. Al-Baqarah:233).
2. Suami pelit terhadap keluarga, padahal ia mampu memberikan harta sewajarnya pada istri, namun ia enggan melakukan. Setelah diingatkan istrinya, maka istri bisa mengambil harta suami tanpa ijin namun sewajarnya saja, tidak berlebih-lebihan dan tidak menimbulkan fitnah atau hal-hal yang mudharat.
Dari ‘Aisyah bahwa Hindun binti ‘Utbah berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Abu Sufyan (suamiku, Pen) seorang laki-laki yang bakhil. Dia tidak memberi (nafkah) kepadaku yang mencukupi aku dan anakku, kecuali yang aku ambil darinya sedangkan dia tidak tahu”. Maka beliau bersabda: “Ambillah yang mencukupimu dan anakmu dengan patut,” (HR Bukhari, no. 5364; Muslim, no. 1714)
3. Kerap menganiaya dan suka bersikap kasar kepada istri
Hal yang kerap dikeluhkan istri saat suami sudah mem-bully secara fisik dan psikis. Suami yang suka menganiaya istrinya sangat dibenci oleh Islam, karena selain menimbulkan luka fisik, bisa menjadi luka batin dan tidak ada pengajaran apapun bagi istri jika tidak dilakukan atas alasan syar’i, semisal istri membangkang. Namun tata cara memukul pun dalam islam amat sangat ketat.
Rasululah memberi contoh sebagai pribadi yang lembut, ia tidak pernah memperlakukan istri-istrinya dengan kasar dan tidak hormat. Sikap seperti ini seharusnya yang patut ditiru.
Rasulullah bersabda: “Mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik–baik kalian adalah yang paling baik tehadap isteri-isterinya,” (H.R. at-Tirmidzi, disahihkan oleh Syeikh Albani)
Istri sebaiknya menjadi pribadi yang sabar dan mengingatkan selalu pada suami akan hal ini.
4. Membenci Istrinya yang beriman atau istri yang shalehah
Hal ini bukan tidak mungkin terjadi, karena pada kenyataannya ada suami tak suka istri ikut majelis ilmu, pengajian, banyak shalat, puasa dan sedekah dengan alasan kurang jelas.
“Janganlah seorang suami yang beriman membenci isterinya yang beriman. Jika dia tidak menyukai satu akhlak darinya, dia pasti meridhai akhlak lain darinya,” (H.R. Muslim).
Jika istri mendapati perilaku suami terhadap istri yang dibenci Allah seperti ini maka hendaklah ia bersabar, mencoba mengingatkan atau berkomunikasi yang baik dengan suami .
Menyuruh Istrinya berbuat maksiat. Baik dalam hal berpakaian, berperilaku maupun menyuruh melakukan hal-hal lainnya yang dilarang oleh agama, seperti menyuri, menipu orang dengan memperalat istrinya.
6. Mengusir Istri tanpa alasan syar’i. Biasanya saat bertengkar hebat, suami merasa paling unggul dirumah, ia terkadang berhak dengan rumahnya dan berhak berkata-kata kasar pada istrinya, padahal rumah saat berkeluarga itu menjadi harta bersama, namun kenyataan banyak istri diusir suami dari rumah saat bertengkar.
Hal ini terlihat dari surat at thalaq ayat 1: “Hai Nabi, apabila kamu menceraikan istri-istrimu, maka hendaklah kamu ceraikan mereka, pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar), dan hitunglah waktu iddah itu, serta bertaqwalah kepada Allah Rabb-mu. Janganlah kamu keluarkan mereka dari rumah mereka, dan janganlah mereka (diijinkan) ke luar, kecuali kalau mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum Allah, dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui, barangkali Allah mengadakan sesudah itu, sesuatu hal yang baru.”
7. Suami tidak mengajari Istri tentang agama yang baik
Padahal, Islam sudah memberi arahan, jika tanggungjawab memberikan tuntunan agama dan akhlak adalah tanggungjawab suami . Hal ini terlihat dalam surat At-Tahrim ayat 6: “Hai orang–orang yang beriman, peliharalah dirimu & keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia & batu, penjaganya malaikat – malaikat yang kasar, keras & tidak mendurhakai Allah terhadap apa yg di perintahkan-Nya kepada mereka & selalu mengerjakan apa yang diperintakan.”
Sumber: ummi/ruangmuslimah.co