Haruskah Terima Lamaran Dari Pria Emosian, Perokok, Dan Yang Menunda Shalat?
Kamis, 12 Maret 2020
Edit
Tanya:
Assalamualaikum
Saya ingin bertanya, ada seorang pria yang sangat menginginkan saya menjadi istrinya. Akan tetapi saya masih meragukan karena karakternya. Beliau merokok, mudah emosi serta tersinggung, shalatnya belum tepat waktu.
Orangtuanya sudah tahu tentang niat beliau yang bulat ingin menikah dengan saya. Saya katakan yang sebenarnya pada ortunya kalau saya masih kurang sreg apalagi dengan karakter beliau seperti itu. Beliau dan beberapa teman mengatakan begini mungkin dari awal saya yang menuntun dan bisa menjadi ladang pahala, kita tidak pernah tahu masa depan orang.
Mungkin yang sekarang buruk besok bisa jadi malah lebih baik. Nah… apakah sekedar keinginan kuat dari beliau itu saja sudah cukup jadi pertimbangan? Tentang masa depan. Tidak pernah tahu.
Apakah bisa berubah atau malah harus bersabar terus hingga akhir? Terimakasih
Jawaban:
Ukhti Shalihah, semoga Allah memudahkan dalam mengambil keputusan. Ingat bahwa pernikahan bisa memberi dampak untuk dunia dan akhirat kita.
“Mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling mulia akhlaknya.”(HR. al-Tirmidzi)
Tentu saja setiap muslimah berharap mendapatkan pasangan hidup yang shalih, akhlaknya bagus, dan tidak menzalimi dirinya dan orang lain, salah satunya dengan meninggalkan rokok. Akan tetapi ketika yang datang ternyata tidak seperti yang diharapkan, pastilah timbul keraguan.
Jauhi rasa khawatir dan ragu, mintalah petunjuk Allah berupa kemantapan hati. Saran Ummi, lakukanlah shalat istikhoroh dengan rutin, minta sungguh-sungguh agar Allah memberi kemantapan untuk mengambil keputusan.
Selain itu, jangan percaya hanya pada kata-kata, keinginan kuat hanyalah omong kosong jika tidak diikuti dengan pembuktian. Minta pada beliau untuk berhenti merokok saat ini juga, dan melakukan shalat tepat waktu berjamaah 5 waktu di masjid. Katakan bahwa Ukhti menginginkan seorang suami yang tidak merokok, tidak mudah emosian, dan juga shalat tepat waktu di masjid.
Jika ia bersungguh-sungguh ingin mengubah dirinya (nyata dibuktikan dengan perbuatan), dan hasil istikhoroh Ukhti merujuk pada dirinya, maka alhamdulillah Ukhti bisa dengan lapang hati menerimanya.
Akan tetapi jika ia menolak untuk berubah, Ummi khawatir menikah dengan orang berakhlak buruk (emosian, merokok) akan membawa pada penyesalan panjang, pikirkan lebih jauh untuk calon anak-anak kita nantinya. Benar bahwa menikah dengan orang seperti itu bisa menjadi ladang pahala, akan tetapi perlu diingat juga bahwa Rasulullah sekalipun tidak bisa memberi hidayah pada orang terdekatnya, semuanya adalah hak Allah untuk memberi hidayah.
Pikirkan masak-masak karena keputusanmu yang akan menjalaninya adalah dirimu sendiri. Bukan orang lain.
Jika memutuskan menerima keinginan pria tersebut, bersiaplah pada konsekuensi terburuk, jika siap menerima konsekuensi tersebut, in syaa Allah Ukhti memang sudah siap berdakwah pada pasangan hidup.
Akan tetapi jika menolak pun, pakailah cara yang paling baik, dan tetap harus terima konsekuensinya, mungkin akan mendapat cibiran dari keluarga dan teman-teman, tetap terimalah karena setiap keputusan memang ada konsekuensinya. Mana konsekuensi yang paling bisa Ukhti terima. Wallaahualam.
Sumber :ummi-online/ruangmuslimah.co