Bukti Persaudaraan Islam dan Hindu, Tetangga Muslim Lindungi Pernikahan Pengantin Hindu
Selasa, 03 Maret 2020
Edit
Dibalik kerusuhan di India, ada kejadian yang mengharukan antara Umat Islam dan Hindu disana.
Rusuh di India bentrok antara umat muslim dan hindu, namun ada kejadian yang luar biasa dibalik kerusuhan antara kedua umat di India, warga hindu yang hendak menikah dibuat ketakutan namun tetangga yang muslim membantu dan melindungi walau diluar sana sedang terpecah belah.
Bentrokan antara warga Hindu dan Muslim di sebagian wilayah Delhi, India yang terjadi beberapa waktu lalu, membuat pasangan Hindu ini mulanya ingin membatalkan pernikahan mereka.
Savitri Prasad (23) sudah siap dan telah memakai gaun pernikahannya. Kedua tangannya dilukis henna berwarna merah marun dan kulitnya telah dibersihkan dengan kunyit namun dia malah menangis karena kerusuhan antar umat Islam dan Hindu itu terjadi tepat di hari pernikahannya.
Ayah Savitri sedih melihat anaknya menangis. Dia kemudian mengatur pernikahan putrinya dilaksanakan keesokan harinya, yakni Rabu (25/02/2020).
Sang ayah meyakinkan putrinya kalau tetangga mereka yang muslim sudah seperti keluarga. Keluarganya merasa tenang dengan kehadiran mereka.
"Saudara kami yang beragama Islam telah melindungi kami hari ini," ucap Savitri.
Ritual pernikahan dilangsungkan di kediaman Savitri. Rumahnya terbuat dari batu bata dan berada di gang sempit distrik Chand Bagh.
Tidak seberapa jauh dari rumah Savitri, tampak bekas bentrokkan, mulai dari mobil dan toko-toko yang dicoret-coret, masjid dibakar serta batu kerikil bekas saling lempar yang berhamburan di jalanan.
Sebanyak 32 orang terbunuh dari peristiwa bentrokkan antara umat Islam dan Hindu di Chand Bagh dan beberapa wilayah di daerah ibukota.
Selain tewas, ada juga ratusan orang Hindu dan Muslim yang luka-luka. Bentrok itu merupakan perselisihan antar agama terburuk di ibukota India sepanjang dekade.
Ayah Savitri, Bhoday Prasad, juga angkat bicara tentang kondisi kerusuhan di negaranya itu. Dia hanya bisa melihat asap yang membumbung tinggi, ketika keluar dari rumahnya.
"Ini menyedihkan. Kami hanya ingin perdamaian", ujar Bhoday.
Selama ini, Bhoday Prasad tinggal di kawasan muslim tanpa pernah mengalami masalah atau pertikaian apapun.
"Kami tidak tahu siapa dalang di balik bentrok ini, tapi mereka bukan tetangga kami," tambahnya. "Tidak ada permusuhan antara Hindu dan Muslim di sini." tutupnya.
Sepupu Savitri, Pooja juga ikut mengomentari peristiwa bentrokkan tersebut. "Hindu atau Muslim, kita semua adalah manusia yang tidak menyukai kekerasan".
Pooja juga membantu Savitri untuk menyiapkan pakaian pernikahannya. "Peristiwa ini bukan bentrok antar agama tapi sengaja dibuat seakan-akan seperti itu."
Pada hari pernikahannya, para tetangga muslim berkumpul bersama dan memberikan doa kepada Savitri dan suaminya.
"Kami hidup damai dengan saudara Hindu kami," ungkap Aamir Malik, tetangga Savitri yang beragama Islam dan bertugas menjaga di luar rumah Savitri dengan beberapa pria lainnya.
"Kami segalanya bagi mereka, selalu begitu, kami selalu ada untuk mereka," ungkapnya.
Bahkan para tetangga muslimnya itu mau mengawal Savitri, suami dan keluarganya ketika keluar dari gang rumahnya.
"Pada hari ini, keluarga kami tidak ada yang bisa datang tapi tetangga muslim kami ada untuk kami. Mereka keluarga kami juga." tegas Bhoday Prasad.
Persaudaraan Antar Umat Beragama
Perbedaan agama sudah seharusnya tidak menjadi sumber konflik. Sebagaimana perbedaan suku, ras, dan bangsa, kita patut untuk menghargai identitas orang lain.
Apalagi tidak ada paksaan dalam hal beragama, setiap orang berhak memutuskan agamanya apa dan bebas melakukan ibadah sesuai dengan ketentuan agamanya masing-masing.
Tidak hanya itu saja, orang yang berbeda agama adalah saudara kita juga. Sebagaimana ajaran dari Nabi Muhammad SAW kepada umatnya untuk berbuat adil kepada semua orang, termasuk yang berbeda agama.
Piagam Madinah
Dalam sejarah, salah satu bukti persaudaraan Umat Islam dengan agama lain adalah Piagam Madinah. Piagam Madinah ialah sebuah kesepakatan yang dibentuk dengan melibatkan kelompok muslim dan non muslim.
Secara garis besar, isinya adalah ketentuan yang mengatur kehidupan bermasyarakat orang-orang Madinah, tidak hanya umat Islam namun juga kaum yahudi. Hal-hal yang diatur diantaranya ialah politik, sosial, hukum, ekonomi, hak asasi manusia, kebebasan beragama, pertahanan dan keamanan.
Selain itu, salah satu pasal piagam menyebut bahwa warga muslim dan non muslim Madinah adalah satu bangsa, baik muslim maupun non muslim. Orang yahudi, kristen serta non muslim lainnya akan dilindungi dari segala hal yang mengganggu mereka.
Dalam bidang politik dan pertahanan disebutkan beberapa pasal seperti berikut :
- Seluruh kaum muslimin dan yahudi Madinah adalah satu umat dan harus berjuang bersama untuk menciptakan keamanan dan membela negara jika sewaktu-waktu ada serangan musuh dari luar Madinah.
- Semua kaum muslimin dengan berbagai latar belakang suku harus tetap kompak dalam bekerja sama, seperti untuk membayar diat dan membebaskan tawanan.
- Semua kaum muslimin dan yahudi di Madinah tidak boleh membuat persekutuan baru tanpa seizin pemerintahan Rasulullah.
- Sesama kaum Muslimin dan Yahudi berada dalam satu barisan menentang orang-orang zalim dan berbuat kerusakan.
- Madinah adalah tempat suci sehingga diharamkan berperang dan menumpahkan darah, kecuali kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, mengganggu stabilitas negara, dan merusak kerukunan beragama.
Selain bidang politik dan pertahanan, piagam madinah juga mengatur mengenai kebebasan beragama dan juga kesetaraan dalam hukum, sebagai berikut :
- Bagi kaum muslimin dan yahudi yang melakukan perbuatan zalim atau jahat, tidak boleh dilindungi oleh siapa pun, bahkan harus dilawan bersama-sama.
- Kaum Muslimin tidak boleh main hakim sendiri ataupun bekerja sama dengan musuh.
- Selama tidak melakukan pelanggaran, kelompok Yahudi berhak atas perlindungan, pertolongan, dan jaminan negara.
- Kaum Muslimin dan kaum Yahudi diberi kebebasan untuk menjalankan agama masing-masing.
Dari gambaran isi piagam madinah tersebut menunjukkan kepada kita, bahwa persaudaraan itu tidak hanya terikat oleh ideologis, atau agama saja. Melainkan kita juga bersaudara dengan umat beragama lain.
Sehingga satu sama lain saling melindungi, menjaga, dan membantu jika yang lain membutuhkan bantuan. Tapi dalam kerukunan tersebut tetap menjaga agar batas agama tetap tegas. "Untukmu agamamu dan untukku agamaku" tidak boleh ikut campur atas ibadah dan sesembahan umat beragama lain.
Semoga kita bisa meneladani jalan hidup Nabi, senantiasa menjaga perdamaian baik dalam persaudaraan Islam maupun persaudaraan dengan agama lain.
Sumber : wajibbaca.com