Ukhti, Jadikan Suami Sebagai Ladang Pahala Untuk Kita
Kamis, 13 Februari 2020
Edit
Ukhti muslimah yang baik serta shalihah, tentu kita sudah tahu bahwa suami kita adalah ladang surga bagi kita sebagai seorang istri. Apapun yang perintahnya yang senantiasa kita kerjakan asal tidak melanggar syariat-Nya itu akan menjadi tabungan pahala untuk kita sebagai istri.
Seorang suami yang dibesarkan oleh ibunya menjadi lelaki yang shalih dan bertanggungjawab terhadap keluarganya. Di satu sisi ibunya sangat mencintai anaknya seumur hidup, namun dia memilih mencintai calon istri yang belum tentu mencintai seumur hidup, bahkan terkadang rasa cinta suami terhadap istri lebih besar dari pada rasa cinta terhadap ibunya sendiri.
Seorang suami yang dibesarkan oleh ayah dan ibunya hingga ia beranjak dewasa dan mandiri sehingga ia mampu menikah dengan biaya sendiri tanpa merepotkan kedua orang tua. Namun ketika akad nikah terucap, ia telah bertekad untuk menanggung nafkah seorang istri sebelum ia mampu membalas kebaikan orang tuanya.
Padahal istri yang baru dikenalnya itu tidak ada ikatan rahim seperti ayah dan ibunya namun kasih sayang dan tanggungjawab seorang suami merupakan sebuah kewajiban dan kecintaan yang besar terhadap keluarganya.
Seorang suami menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan hidup rumah tangga, ia ridla bekerja lembur untuk menafkahi sang istri. Padahal di sisi Allah Swt, seorang istri sebagai ibu dari anak-anak harus lebih dihormati tiga kali lebih besar daripada seorang suami yang menjadi ayah dari anak-anaknya. Namun sebagai suami yang baik tidak merasa iri disebabkan rasa cinta kepada istri dan hanya berharap mendapatkan lebih baik dari Allah Ta’ala.
Suami berusaha menutupi masalahnya dihadapanmu dan berusaha menyelesaikannya sendiri. Sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu pada dia dengan harapan dia mampu memberi solusi.padahal bisa saja disaat engkau mengadu itu, dia sedang memiliki masalah yang lebih besar.namun tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri.
Suami berusaha memahami bahasa diammu, bahasa tangisanmu sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja.Itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kali.
Bila engkau melakukan maksiat, maka dia akan ikut terseret ke neraka karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun bila dia bermaksiat, kamu tidak akan pernah di tuntut ke neraka karena apa yang dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri.
Semoga ukhti bisa menjadi istri yang shalihah untuk semua dan menjadikan suami sebgai ladang pahala. Aamiin.
Sumber: Ummionline/ruangmuslimah.co